MUHASABAH

155. Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa bumi, Musa berkata: "Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki [573]. Engkaulah Yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya". [573] Perbuatan mereka membuat patung anak lembu dan menyembahnya itu adalah suatu cobaan Allah untuk menguji mereka, siapa yang sebenarnya kuat imannya dan siapa yang masih ragu-ragu. Orang-orang yang lemah imannya itulah yang mengikuti Samiri dan menyembah patung anak lembu itu. Akan tetapi orang-orang yang kuat imannya, tetap dalam keimanannya.

Al A'raf (7) ayat : 155

MEMBANGUN MENTALITAS PEMBELAJAR PADA SISWA

Hanya dengan Iman dan Ilmu manusia sampai pada ketinggian derajatnya. Dan hanya dengan mentalitas sebagai pembelajar manusia dapat mengembangkan kapasitas iman dan ilmunya.

Sejarah membuktikan, manusia dan masyarakat yang maju dan unggul karena ditunjang oleh penguasaan ilmu pengetahuan. Nabi Muhammad SAW, dalam sebuah haditsnya menyatakan, bahwa jika manusia ingin meraih kebahagiaan (kejayaan) di dunia maka haruslah dengan ilmu, dan jika manusia ingin meraih kebahagiaan di alam akhirat kelak itupun harus dengan ilmu.

Dan jika manusia ingin meraih kebahagiaan pada keduanya (dunia dan akhirat) maka itupun harus dengan ilmu. Hadits Nabi tersebut menunjukkan begitu sangat pentingnya ilmu bagi kehidupan manusia. Masalahnya bagi kita saat ini adalah, bagaimana caranya kita dan anak-anak kita dapat menyerap dan menguasai ilmu dengan sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya (knowledge capacity). Untuk dapat menguasai ilmu sebanyak-banyaknya tentu memerlukan syarat atau prasyarat, yaitu menjadi insan pembelajar (learner). Hanya manusia pembelajarlah yang selalu dapat mengembangkan kapasitas ilmu dan dirinya.

Langkah berikutnya, bagaimana caranya membangun sikap atau mentalis sebagai pembelajar, yang memiliki semangat atau etos belajar (ilmu) yang luar biasa. Sikap seperti inilah barangkali yang perlu ditanamkan pada para siswa dan mahasiswa kita. Membangun sikap sebagai pembelajar pada siswa, ibarat memberikan kail dalam mencari ikan. Dengan kail yang bagus dan keahlian dalam menggunakannya maka si anak dapat meraih ikan sebanyak-banyaknya, kapanpun dan dimanapun. Begitu pula dengan mengembangkan kapasitas dan penguasaan ilmu pengetahuan.

Untuk membangun sikap atau mentalitas sebagai pembelajar pada siswa, pada hemat penulis.

Terdapat 13 hal yang harus ditumbuhkan, yang penulis sebut dengan model 13 R, yaitu;

  1. Respon siswa harus selalu memiliki sikap respon atau tanggap terhadap sumber ilmu kapanpun, darimana pun dan dari siapapun. Seseorang yang responsip maka akan lebih banyak menyerap ilmu pengetahuan.
  2. Resfek, sikap respek atau hormat pada siapapun yang menyampaikan ilmu, akan memudahkan anak menyerap ilmu atau informasinya.
  3. Rendah hati, dengan sikap rendah hati yang dimiliki siswa maka akan mudah menyerap ilmu dari siapapun dengan tidak melihat orangnya tetapi pada esensi ilmunya.
  4. Rasa ingin tahu (kuriousity), sikap ini sangat penting dimiliki oleh para siswa, karena bisa jadi pendorong (drive) bagi penemuan dan pencarian ilmu pengetahuan.
  5. Rakus ilmu, siswa yang memiliki sikap rakus pada ilmu pengetahuan, akan senang menggali dan menjelajah setiap ilmu baru. Siswa tidak tersegmentasi pada ilmu atau jurusan tertentu tetapi mencoba untuk secara menyeluruh memadukan dengan berbagai ilmu (holistic).
  6. Rasio, manusia dianugrahi oleh Allah SWT, otak atau rasio yang sangat luar biasa. Jika manusia mampu mengoptimalkan kemampuan otak atau rasionya maka sungguh luar biasa daya serap dan kapasitas ilmunya.
  7. Reflektif, kemampuan refleksi atau berenung hanya dimiliki oleh manusia dan tidak sembarang manusia. Refleksi merupakan salah satu kemampuan (skill) dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
  8. Rilek, dalam kondisi rileks, senang dan gembira optimalisasi otak dan pikiran bisa dipacu. Sebaliknya pada saat tegang atau stress otak kita tidak dapat bekerja dengan baik dan informasi yang didapat tentu jadi tidak effektif.
  9. Ridho atau rela, sikap ini sangatlah penting agar ilmu yang kita raih menjadi berkah atau bertambah-tambah nilai kebaikannya. Siswa yang memiliki sikap ridho akan tenang dan konsentrasi dalam menyimak dan menyerap ilmu.
  10. Reading, kemampuan membaca merupakan hal yang sangat penting (urgen) bagi siswa dalam menggali dan menyerap ilmu pengetahuan. Kemampuan membaca (reading skill) harus selalu diasah dan diuji sehingga menjadi kebiasaan (habit).
  11. Repeat (pengulangan), salah satu cara memantapkan ilmu atau informasi yang kita peroleh adalah melalui pengulangan sikap selalu dan sabar mengulang adalah penting dimiliki oleh para siswa dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan.
  12. Ramah, siswa yang memiliki sikap ramah pada sesama akan disukai banyak orang dan dari hasil interaksi serta silaturahmi tersebut sangat mungkin bertambah ilmu dan kapasitas pribadinya.
  13. Rajin, pepatah mengatakan ‘Rajin Pangkal Pandai”, dengan memiliki sifat rajin seseorang disamping bertambah ilmunya juga akan semakin kuat pemahamannya.

Ke 13 hal tersebut, jika dimiliki dan merupakan milik atau bagain dari sikap (mentalitas) siswa atau siapapun maka akan menguatkan sebagai insan-insan pembelajar (learner). Fenomena yang ada selama ini para siswa dalam menjalankan aktifitas belajarnya, baru sebatas formalitas dan terpaksa sehingga menjadi beban bukan sebagai kebutuhan. Seorang pembelajar adalah sudah merasa butuh pada ilmu dan mencari serta menguasai ilmu sebagai wujud aktualisasi diri. Dan menurut sebuah Hadits Nabi, sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lainnya. Memiliki hadits diatas, bagaimana mungkin memaksimalkan manfaat sebanyak-banyaknya bagi manusia lain jika tidak berilmu atau bodoh. Last but not least, jadilah insan-insan pembelajar dengan memiliki sikap sebagai pembelajar sejati.


Sumber :
Guru SMP PGII 1
Litbang SMP PGII 1

Sumber: inenthea    Tanggal: 11 -03 -2013   Hits: 3471
Tags: membangun mentalitas pembelajar,motivasi siswa,mnguasai ilmu,menjadi insan pembelajar,kapasitas ilmu,sebagai pembelajar,etos belajar,rajin belajar,minat belajar