
Rabu, 15 Januari 2024 menjadi hari yang penuh makna bagi siswa kelas 9 SMP PGII 1 Bandung. Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dipandu oleh Bapak Fikri Lukmanul Hakim, M.Pd., siswa-siswi melaksanakan praktik pembelajaran bertema “Mengurus Jenazah”. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang START (Student Rest Area and Literasi), yang telah disulap menjadi tempat simulasi yang representatif untuk mendukung pembelajaran.
Praktik ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap kewajiban seorang muslim dalam memperlakukan jenazah saudara seiman dengan baik sesuai syariat Islam. Dengan metode pembelajaran berbasis simulasi, siswa belajar langsung tentang tahapan penting seperti memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan menguburkan jenazah.
Antusiasme dan Makna Kegiatan
Kegiatan ini disambut dengan antusias oleh para siswa. Mereka mengikuti setiap arahan guru dengan seksama dan penuh rasa tanggung jawab. Mereka belajar hal baru yang sangat bermanfaat, apalagi ini adalah kewajiban yang suatu saat harus kita lakukan. Bapak Fikri Lukmanul Hakim menjelaskan bahwa dasar pembelajaran ini merujuk pada Buku Pegangan Siswa Pendidikan Agama Islam Kurikulum Merdeka, yang mengajarkan nilai-nilai keimanan, tanggung jawab, dan akhlak mulia. “Mengurus jenazah bukan hanya keterampilan teknis, tetapi juga wujud ibadah sosial yang mengajarkan empati, kepedulian, dan penghormatan terakhir kepada sesama muslim,” tutur beliau.
Proses Praktik Pembelajaran
1. Landasan Syariat
Praktik mengurus jenazah dilandasi oleh perintah agama dalam Al-Qur’an dan Hadis.
- Al-Qur’an: Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah (2:286), “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” Ini menjadi pedoman agar setiap muslim melaksanakan kewajibannya terhadap sesama dengan semampunya, termasuk mengurus jenazah.
- Hadis Rasulullah SAW: Nabi Muhammad SAW bersabda, “Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima: menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, menerima undangan, dan mendoakan orang yang bersin.” (HR. Bukhari dan Muslim) dan “Segerakanlah dalam mengurus jenazah. Jika dia orang yang baik, maka itu adalah kebaikan baginya. Jika dia orang yang tidak baik, maka itu adalah keburukan yang kalian lepaskan dari pundak kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
- Fardu Kifayah: Mengurus jenazah merupakan kewajiban kolektif (fardu kifayah). Apabila sebagian muslim telah melaksanakannya, maka kewajiban tersebut gugur bagi yang lain.
- Empati dan Kepedulian Sosial: Pembelajaran ini bertujuan menanamkan rasa empati dan peduli terhadap sesama muslim, terutama saat mereka meninggal dunia.
- Keterampilan Praktis: Siswa dilatih untuk memiliki keterampilan praktis, seperti memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan menguburkan jenazah sesuai syariat Islam.
3. Tahapan Praktik Mengurus Jenazah
Pembelajaran ini mencakup empat tahapan utama:
- Memandikan Jenazah: Proses menyucikan jenazah dengan tata cara yang benar untuk menjaga kebersihan dan kehormatan jenazah.
- Mengkafani Jenazah: Jenazah dibungkus kain kafan sesuai ketentuan syariat.
- Menshalatkan Jenazah: Dilakukan dengan niat khusus, membaca doa, dan tata cara shalat jenazah.
- Menguburkan Jenazah: Dilakukan dengan memastikan jenazah dikuburkan dengan cara yang layak dan sesuai ajaran Islam.
4. Tujuan Pembelajaran
- Membentuk siswa yang memahami pentingnya ibadah sosial.
- Menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan.
- Meningkatkan kemampuan siswa dalam menjalankan kewajiban keagamaan.
5. Metode Pembelajaran
- Simulasi: Siswa diajak mempraktikkan tata cara mengurus jenazah dalam suasana pembelajaran.
- Diskusi: Membahas dalil-dalil terkait tata cara pengurusan jenazah.
- Evaluasi Praktik: Guru mengevaluasi keterampilan dan pemahaman siswa selama pembelajaran
Pesan Moral dan Harapan
Praktik ini memberikan pelajaran berharga kepada siswa, bukan hanya tentang tata cara, tetapi juga tentang pentingnya mempersiapkan diri menghadapi kehidupan dan kematian. Dengan pendekatan ini, siswa diharapkan mampu menjalankan praktik mengurus jenazah dengan benar dan memahami hikmah di baliknya. “Semoga kegiatan ini dapat membentuk generasi muda yang berakhlak mulia, beriman, dan memahami tanggung jawabnya sebagai muslim,” tutup Bapak Fikri.
Dengan berakhirnya praktik ini, siswa diharapkan mampu mengamalkan ilmunya dengan benar dan menjadi individu yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan agama. SMP PGII 1 Bandung senantiasa berkomitmen untuk menghadirkan pembelajaran yang tidak hanya mendidik secara intelektual, tetapi juga membangun karakter dan spiritual siswa.
View this post on Instagram